Meteorologist. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Rabu, 19 Februari 2014

[Interaksi Manusia Komputer] PINTU MASUK KRL


             Prinsip dari sebuah alat yang digunakan oleh user atau pengguna yaitu harus mampu  menghasilkan sebuah sistem yang mudah digunakan, aman dan efisien. Pembuatan alat-alat tersebut jelas didasarkan pada aspek-aspek pengguna yang menjadi faktor use tidaknya alat tersebut. Sayangnya manusia tetaplah manusia. Alat-alat yang dibuat tidak semuanya sempurna dan menghasilkan apa yang diharapkan pengguna. Kadang  alat-alat tersebut membuat pengguna justru merasa kurang nyaman bahkan terkesan menyebalkan. Hal ini dikarenakan banyak faktor terkait seperti kesulitan dalam menggunakannya, tidak efisien, lambat, serta hal-hal sepele yang kadang kala seringkali luput dari pengamatan si pembuat.

             Salah satu Pengalaman  yang pernah saya alami terkait alat-alat yang menurut saya kurang nyaman digunakan yaitu ketika saya berada di stasiun kereta api listrik beberapa bulan yang lalu. Sebenarnya bukan tidak nyaman tapi lebih pada tidak tepat dalam penempatannya. Namun memang tidak menutup kemungkinan hal tersebut justru berasal dari sistem sendiri. Ketika ingin menaiki KRL, setiap penumpang diwajibkan membeli tiket yang berupa kartu commuter (bentuknya seperti kartu kredit) dan harus dibawa sebagai pengganti tiket KRL.
Setiap penumpang wajib menggunakannya ketika memasuki pintu masuk  menuju stasiun (E-gate), tempat dimana para menumpang menunggu kedatangan KRL. Setiap akan memasuki pintu masuk tersebut kita diharus menempelkan kartu commuter tersebut ketempat yang telah ditentukan . Dengan semangat 45, saya meletakkan kartu tersebut di tempat scan kartu. Namun bukannya segera terbuka justru saya harus mengulang beberapa kali karena selalu gagal. Waktu itu saya benar-benar sebal sekali,kenapa kartu itu lama sekali terscan. Hal tersebut bukan sekali dua kali tapi beberapa kali ketika saya menggunakannya dilain waktu. Lebih enak kalau kartunya tinggal gesek seperti kartu kredit, sehingga scan pemindai bisa membaca 2 sisi kartu. Seandainya ada orang-orang yang terburu-buru jelas hal tersebut merugikan karena membuang-buang waktu mereka. Kesebalan saya tidak berhenti disitu. Saya masih  harus melewati pembatas pintu masuk tersebut. Dengan tangan penuh tas dan barang-barang saya justru dihadapkan dengan pintu model segitiga yang entah apa namanya itu. Pintu tersebut menurut saya sangat tidak efisien bagi saya yang saat itu menenteng banyak barang. Karena tempat masuk yang sangat sempit serta pintu yang berputar, menyulitkan saya untuk melewatinya. Memang bagi penumpang yang hanya membawa diri, hal tersebut tidak terlalu bermasalah, namun bagi orang yang membawa banyak bawaan, jelas pintu tersebut tidak nyaman. Lebih baik halangan berbentuk segitiga tersebut dibuat seperti pintu dua sisi bersensor yang bisa membaca pergerakan sehingga tempat untuk melewatinya akan lebih lebar dan kita tidak kesulitan membawa barang-barang.
Yah… bagaimanpun saya tidak menyalahkan alat tersebut bekerja. Toh, setiap sesuatu itu pasti ada kekurangan dan kelebihannya. Yang pasti akan lebih baik jika belajar dari kesalahan tersebut untuk memperbaiki apa yang kurang nyaman bagi para pengguna.

Ganbatte ne…

4 komentar:

  1. Ya semoga bisa lebih baik lagi kedepannya, saya rasa banyak juga penumpang lain yang merasakan hal sama seperti anda. Kebetulan saya belum pernah mencobanya :D

    BalasHapus
  2. Gue setuju . . . Pengalaman gue itu . . .!

    BalasHapus
  3. iya memang merepotkan apabila membawa banyak bawaan dan dihadapkan dengan sistem KRL yang seperti itu, semoga kedepannya kereta api lebih baik lagi :)

    BalasHapus
  4. kurang efisiennya juga waktu kita terbuang buat nuker kartu dengan uang jaminan.

    BalasHapus