Prinsip dari sebuah alat yang digunakan oleh
user atau pengguna yaitu harus mampu
menghasilkan sebuah sistem yang mudah digunakan, aman dan efisien.
Pembuatan alat-alat tersebut jelas didasarkan pada aspek-aspek pengguna yang
menjadi faktor use tidaknya alat
tersebut. Sayangnya manusia tetaplah manusia. Alat-alat yang dibuat tidak
semuanya sempurna dan menghasilkan apa yang diharapkan pengguna. Kadang alat-alat tersebut membuat pengguna justru
merasa kurang nyaman bahkan terkesan menyebalkan. Hal ini dikarenakan banyak
faktor terkait seperti kesulitan dalam menggunakannya, tidak efisien, lambat,
serta hal-hal sepele yang kadang kala seringkali luput dari pengamatan si
pembuat.
Salah satu Pengalaman yang pernah saya
alami terkait alat-alat yang menurut saya kurang nyaman digunakan yaitu ketika
saya berada di stasiun kereta api listrik beberapa bulan yang lalu. Sebenarnya
bukan tidak nyaman tapi lebih pada tidak tepat dalam penempatannya. Namun
memang tidak menutup kemungkinan hal tersebut justru berasal dari sistem
sendiri. Ketika ingin menaiki KRL, setiap penumpang diwajibkan membeli tiket
yang berupa kartu commuter (bentuknya seperti kartu kredit) dan harus dibawa
sebagai pengganti tiket KRL.
Setiap penumpang wajib menggunakannya ketika memasuki pintu masuk menuju stasiun (E-gate), tempat dimana para menumpang
menunggu kedatangan KRL. Setiap akan memasuki pintu masuk tersebut kita diharus
menempelkan kartu commuter tersebut ketempat yang telah ditentukan . Dengan semangat
45, saya meletakkan kartu tersebut di tempat scan kartu. Namun bukannya segera
terbuka justru saya harus mengulang beberapa kali karena selalu gagal. Waktu
itu saya benar-benar sebal sekali,kenapa kartu itu lama sekali terscan. Hal
tersebut bukan sekali dua kali tapi beberapa kali ketika saya menggunakannya
dilain waktu. Lebih enak kalau kartunya tinggal gesek seperti kartu kredit,
sehingga scan pemindai bisa membaca 2 sisi kartu. Seandainya ada orang-orang
yang terburu-buru jelas hal tersebut merugikan karena membuang-buang waktu
mereka. Kesebalan saya tidak berhenti disitu. Saya masih harus melewati pembatas pintu masuk tersebut.
Dengan tangan penuh tas dan barang-barang saya justru dihadapkan dengan pintu
model segitiga yang entah apa namanya itu. Pintu tersebut menurut saya sangat
tidak efisien bagi saya yang saat itu menenteng banyak barang. Karena tempat
masuk yang sangat sempit serta pintu yang berputar, menyulitkan saya untuk
melewatinya. Memang bagi penumpang yang hanya membawa diri, hal tersebut tidak
terlalu bermasalah, namun bagi orang yang membawa banyak bawaan, jelas pintu
tersebut tidak nyaman. Lebih baik halangan berbentuk segitiga tersebut dibuat
seperti pintu dua sisi bersensor yang bisa membaca pergerakan sehingga tempat
untuk melewatinya akan lebih lebar dan kita tidak kesulitan membawa
barang-barang.
Yah… bagaimanpun saya
tidak menyalahkan alat tersebut bekerja. Toh, setiap sesuatu itu pasti ada
kekurangan dan kelebihannya. Yang pasti akan lebih baik jika belajar dari
kesalahan tersebut untuk memperbaiki apa yang kurang nyaman bagi para pengguna.
Ganbatte ne…
Ya semoga bisa lebih baik lagi kedepannya, saya rasa banyak juga penumpang lain yang merasakan hal sama seperti anda. Kebetulan saya belum pernah mencobanya :D
BalasHapusGue setuju . . . Pengalaman gue itu . . .!
BalasHapusiya memang merepotkan apabila membawa banyak bawaan dan dihadapkan dengan sistem KRL yang seperti itu, semoga kedepannya kereta api lebih baik lagi :)
BalasHapuskurang efisiennya juga waktu kita terbuang buat nuker kartu dengan uang jaminan.
BalasHapus